“What you see in your mind, you’re going to hold it in your hand” (Bob
Proctor)
Sekarang ini, di mana-mana begitu ramai
dibicarakan The Secret, buku yang ditulis oleh penulis kelahiran Australia
Rhonda Byrne. Buku yang menggemparkan ini telah memopulerkan nama Rhonda Byrne
dan menobatkan dirinya menjadi salah satu perempuan berpengaruh di dunia saat
ini. Apakah yang menarik dari buku The Secret ini?
Intisari The Secret adalah The Law of Attraction
atau hukum daya tarik. Inti dari hukum daya tarik ini adalah like attract like.
Artinya, sesuatu akan menarik sesuatu yang mirip dengannya. Jadi, saat kita
memikirkan sesuatu, dikatakan bahwa kita sedang menarik
sesuatu itu ke arah diri kita.
sesuatu itu ke arah diri kita.
Bayangkanlah seorang ibu yang seringkali mengalami
kecopetan. Masalahnya, setiap kali ke pasar, ia selalu membayangkan dan
dihantui bayangan para pencopet. Setiap kali mengalami kecopetan, ia semakin
ketakutan dan semakin membayangkan hal itu terjadi lagi berulang kali. Pikiran
si ibu itu menjadi magnet bagi para pencopet untuk mendekatinya.
Di sisi lain, ada seorang mahasiswa teologi yang
mengatakan saat dirinya melancong ke luar negeri, ia tidak memiliki tabungan
cukup dan tidak kenal siapa pun. Modalnya hanya berdoa dan membayangkan jalan
mulus membentang di hadapannya. Anehnya, banyak kemudahan dan jalan ‘bantuan’
datang menghampirinya saat ia membutuhkan.
Dalam hukum daya tarik ini, pikiran kita
bereksistensi ibarat magnet. Pikiran kita memiliki getaran frekuensi yang kita
pancarkan ke sekeliling kita. Akibatnya, getaran ini mulai memengaruhi
lingkungan sekitar kita dan mulai menarik alam semesta (universe) terkait
berbagai hal kembali kepada diri kita.
Jadi, kalau getaran frekuensi yang kita pancarkan
merupakan getaran kesuksesan dan kebahagiaan, alam semesta akan mengatur
kesuksesan dan kebahagiaan itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan.
Sebaliknya, bila yang kita pikirkan adalah marabahaya, maka kemungkinan besar
hal-hal yang tidak kita inginkan itulah yang bakalan menghampiri kita.
Mendukung mimpi
Seperti dikatakan DR.Joe Vitale, salah seorang
pembicara dan penulis yang turut memberikan kontribusi dalam buku The Secret,
“Alam semesta akan mulai mengatur dirinya, untuk membuat apa pun yang
terpikirkan olehmu, mulai termanifestasikan bagi dirimu”.
Persis seperti pesan Sang Alkemis, novel
spiritual Paulo Coelho. Di sana,
dikisahkan tentang Santiago,
seorang bocah penggembala domba dari Padang Andalusia, yang mengelana
mewujudkan mimpi-mimpinya. Pesan utamanya, “Orang yang meyakini seluruh mimpi-mimpinya,
maka seluruh alam semesta akan membantunya dalam mewujudkan mimpi-mimpi itu
menjadi kenyataan.”
Bayangkan dengan mereka yang phobia dengan cecak
dan takut kalau- kalau ada cecak. Akibatnya, jutsru mereka ‘menarik’ cecak di
mana-mana. Demikian pula yang takut kegagalan, justru mereka menarik energi
kegagalan dalam diri mereka. Sebaliknya, kalau kita menarik kekayaan,
kesuksesan, uluran tangan, dan kebahagiaan, maka itulah
yang akan tertarik ke arah dirimu.
yang akan tertarik ke arah dirimu.
James Ray, salah satu pemikir terkenal dan
kontributor buku ini memakai metafora menarik. Bayangkanlah dunia ini seperti
kisah lampu Aladin dalam dongeng 1001 Malam. Bayangkan, saat dirimu membutuhkan
sesuatu dirimu tinggal menggosok lampunya, maka akan muncul jin ajaib dan
berkata pada Anda, “Your wish is my command” (harapan Anda adalah perintah
untuk saya). Bayangkanlah alam semesta mengatakan hal tersebut kepada diri
Anda.
3 Langkah
Ada
tiga langkah dalam proses the Law of Attraction ini. Ketiga langkah tersebut
mencakup keberanian meminta (ask), keyakinan akan menerima (believe), dan
kemampuan dan perasaan telah menerima (receive). Kalau dicermati prosesnya
kembali, maka dikatakan, segala sesuatu dimulai dari keinginan dan kemauan kita
untuk meminta dan mengharapkan hal yang positif terjadi dalam hidup kita.
Seperti dikatakan Jack Canfield dalam bukunya The
Aladdin Factor, “Jika kamu tidak pernah meminta, maka kamu tidak akan pernah
menerimanya” . Setelah meminta, maka dibutuhkan keyakinan bahwa kita bisa
menerimanya.
Banyak orang meminta sesuatu, tetapi kemudian
menjadi ragu-ragu sehingga apa yang ada tidak betul-betul termanifestasikan.
Tanpa sadar terjadi energi ‘penolakan’ akibat keragu-raguannya.
Langkah terakhir adalah kemampuan kita untuk
menerima atau, kalaupun belum terasakan sekarang, tetapi merasa telah mulai
dalam proses menerima apa yang diharapkan. Masalahnya, banyak orang tidak sabar
dan berhenti saat apa yang diharapkan tidak langsung terjadi. Otak membutuhkan
penyesuaian dan alam semesta membutuhkan waktu
mewujudkannya, tetapi kita sendiri harus meyakininya.
mewujudkannya, tetapi kita sendiri harus meyakininya.
Lagi pula, penting pula kita untuk mendoakan dan
mengharapkan bantuan tangan dan izin Tuhan sehingga apa yang kita pikirkan
terwujud. Sebab, bagaimanapun hukum ini kita imani berjalan sesuai dengan
kehendak-Nya. Karena itu, doa dan keyakinan atas berlakunya the law of
attraction ini tetaplah menjadi hal penting.
Akhirnya, the law of attraction ini mengingatkan
kita satu hal penting. Marilah kita selalu sadar dengan apa yang kita pikirkan.
Hal ini akan menjadi sebuah medan
magnet yang luar biasa.
Bayangkan, melalui pikiran itulah kita sedang
membuat lukisan kehidupan kita sendiri. Kesimpulannya, kita, adalah apa yang
kita bayangkan setiap hari.
Sumber: Jadilah Magnet Atas Suksesmu oleh Anthony Dio Martin, Director HR
Excellency.